PERMASALAHAN BUDIDAYA TELUR GURAMI


Dalam kegiatan budidaya telur gurami sering dijumpai banyak kendala (permasalahan) yang membuat pendeder telur gurami mengalami kerugian, sehingga pendeder cenderung putus asa dan mencoba mengalihkan usaha budidaya pada usaha lainya. Terkadang atau bahkan sering permasalahan selalu terjadi pada pendeder baik itu skala besar atau pun kecil (dilihat dari dampak yang timbul). Pemerintah melalui para ahli perikanan sebenarnya sudah banyak memberikan solusi untuk setiap permasalahan budidaya, tapi ironisnya banyak diantara pendeder cenderung pesimis dengan alas an biaya yang relatif tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk menanggulangi permasalahan budidaya.
Permasalahan yang menjadi momok pendeder telur gurami dan akan dibahas secara singkat adalah kematian massal dihari ke 7-14 dimana kuning telur (yolk) pada perut larva ikan gurami habis, kenapa bisa terjadi kematian massal?kualitas telur?kualitas air?disini saya coba sedikit share apa yang saya ketahui,
1. Usia 7-14 hari dimana larva gurami telah habis yolk, larva tidak mempunyai cadangan pakan lagi. Pendeder harus sudah menyiapkan pakan yang steril (pencucian pakan dengan pK) untuk pengganti yolk yang telah habis dan pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhan dengan intensitas 4 kali dalam sehari (intensif)
2. Lingkungan yang menunjang adalah dengan sinar matahari yang optimal, sebaiknya kolam/bak terkena sinar matahari secara langsung tanpa adanya penghalang kecuali musim penghujan (diperlukan plastic sebagai penutup).
3. Musim tanam yang berlangsung saat itu, gurami memiliki musim tanam yang kurang lebihnya sama dengan musim tanam padi. Musim tidak bias diatur oleh manusia tetapi bisa diciptakan penjagaan lingkungan, yaitu pemberian tutup plastic pada kolam atau bak (biasanya dilakukan pada musim hujan). Pemberian tutup pada kolam/bak juga bias digunakan sebagai pengatur suhu air.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar